Prakarsa “Tiga Nyonya” IFIC

 
Pada tanggal 20 November 2017, dilaksanakan sebuah pertemuan A-B-G membahas rencana kerja IFIC, khusus dalam kerangka mengisi IA-CEPA. IFIC adalah salah satu “early outcomes” dari program IA-CEPA, dengan focal point “Kementerian Perindustrian RI.  Pada pertemuan ini, telah disepakati untuk melaksanakan dua agenda kegiatan jangka pendek untuk mengawalinya, yaitu program Focused Group Discussion pada bulan Januari 2018, dan program Lokakarya tindak lanjut pada bulan Februari 2018. Tema atau topik yang direncanakan akan diangkat menyangkut satu komoditas pangan, yang sering dikatakan sebagai “menguasai hajat hidup orang banyak” secara merata di Indonesia. Setiap tahun hampir selalu terjadi gejolak dalam pasokan maupun harga komoditas ini, yang selanjutnya menjadi kepusingan juga bagi Pemerintah. Pendekatan inovasi secara terpadu baik secara teknologi maupun inovasi rantai pasok, diharapkan akan menjadi “early outcome” dari prakarsa IFIC mulai tahun depan.  
 
Pada foto, nampak para pemrakarsa IFIC (dari kiri ke kanan): Dr. Ngakan T. Antara  (Pimpinan BPPI Perindustrian), Kristanto Santosa (BIC), Archie Slamet (CSIRO-Indonesia), Dr. Roy Sparringa (BPPT), dan Adhi S. Lukman (Ketua GAPMMI). Foto di atas diabadikan di Kedai Tiga Nonya di kawasan Tebet, Jakarta. Dr. Roy sebagai sosok ilmuwan dengan kritis bertanya, mengapa di foto ada empat nyonya bukan tiga?  Sebagai pengingat pertemuan historis IFIC ini: “Lima Tuan berfoto dengan Empat Nyonya, di Kedai Tiga Nyonya, untuk merumuskan Dua Prakarsa IFIC 2018, menyangkut Satu Komoditas pangan strategis Indonesia”. 
 
Salam inovasi !   

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*