Menjajagi Pengembangan STP Masa Depan di BBIA

Pada peringatan 100 tahun Balai Besar Industri Agro (BBIA), 5 September 2019 lalu, Kepala BPPI Kemenperin Dr. Ngakan Timur Antara berwacana agar BBIA memacu kerjasama dengan para stakeholders industri pangan, baik di tingkat nasional maupun internasional. BBIA di Bogor telah berkiprah sebagai lembaga milik pemerintah dalam pelayanan teknis seperti pengujian, kalibrasi, sertifikasi, uji profisiensi, pelatihan, konsultansi teknis, inspeksi teknis, termasuk beberapa kerja sama litbang serta rancang bangun dan perekayasaan khususnya di sektor industri pertanian dan pangan Indonesia. Layanan BBIA telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) saat ini mencapai 195 komoditas dan lebih dari 300 parameter uji, dan secara “de-facto” telah menjadi laboratorium rujukan dan andalan yang mendukung industri pangan nasional.

Direktur Eksekutif BIC, Kristanto, dalam berbagai diskusi di Kementerian Perindustrian senantiasa mendorong agar BBIA segera membangun kerjasama dengan IFIC untuk membangun model sukses Science & Technology Park (STP) bagi sektor pangan. Menanggapi hal tersebut, Ka BPPI pada 16 September 2019 telah mengundang IFIC untuk menengok langsung ke BBIA, selanjutnya menjajagi bagaimana IFIC secara nyata ikut mengembangan BBIA menuju model STP.     

Seusai peninjauan lapangan Pak Archie Slamet, Direktur Eksekutif IFIC menilai bahwa BBIA memiliki rekam jejak layanan maupun kompetensi, yang jauh melebihi dari yang diketahui oleh kebanyakan kalangan industri. Pak Archie menilai BBIA telah siap melayani kebutuhan swasta, lebih dari sekadar layanan teknis pengujian, kalibrasi, sertifikasi, uji profisiensi, maupun inspeksi bagi proses dan produk pangan; bahkan telah cukup siap mendukung industri pangan untuk merebut pangsa di global value chain (GVC), dan pada gilirannya membantu pencapaian ketahanan pangan (food security) nasional.  Pak Archie menilai bahwa BBIA bisa berperan strategis untuk mendukung kolaborasi Indonesia dengan dunia internasional, termasuk dengan pemerintah Australia dalam kerangka IA-CEPA, dimana Kementerian Perindustrian adalah focal point  dalam kerjasama industri & inovasi IA-CEPA.

Dalam tanggapannya, Kristanto Santosa menilai bahwa kinerja dan kontribusi BBIA bagi industri pangan nasional tidak dapat diragukan lagi. Investasi pemerintah di BBIA telah memberikan “returns” yang positif. Menurut Kristanto, BBIA harus dapat berperan lebih dari sekadar mendukung, melayani, dan menjaga kinerja industri pangan. BBIA harus bisa berperan sebagai pendorong industri pangan untuk membangun daya saing melalui inovasi. Kristanto menekankan peran strategis BBIA untuk membangun rantai pasok hulu industri pangan antara sektor pertanian dan industri, yang masih mengalami “disconnect” di berbagai komoditas utama pangan. Ibaratnya kalau di arena tinju, BBIA sekalipun telah piawai dalam melemparkan pukulan – pukulan “jabs” bersih untuk mengumpulkan nilai; namun mesti segera melatih kemampuannya membuat “killing hooks” bagi kemajuan industri pangan nasional Indonesia.    

Satu hal yang masih menjadi tantangan kronis dan serius bagi inovasi di Indonesia adalah bagaimana membuat sinergi “A-B-G” efektif?  Kolaborasi inovasi antara sektor swasta dan dunia litbang dan akademik masih terkendala oleh berbagai aturan dan kebijakan yang membatasi terjadinya pertukaran (exchanges) pengetahuan, material, maupun pendanaan di antara keduanya. Padahal, berbeda dengan kegiatan operasional yang bersifat rutin, berulang, dan terkendali; kolaborasi dalam inovasi memerlukan pertukaran di atas secara intensif, masif, dan sistematik.  Untuk itu perlu dibangun motivasi bersama di antara pelaku A-B-G menghadapi risiko dan menghadapi ketidak-pastian secara bersama. Pada gilirannya apapun hasil yang dicapai (kegagalan maupun keberhasilan), harus dapat ditanggung, atau dibagi untuk dinikmati secara bersama juga.   

IFIC adalah prakarsa bersama antara Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), CSIRO-Indonesia, dan Business Innovation Center (BIC).

(KS/BIC/IFIC/170919)         

 

 

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*